M13 Jawaban Latihan Soal

A. Jawaban Soal Pilihan Ganda


1. b. Pemilihan serangkaian aktivitas yang berbeda untuk memberikan kombinasi nilai yang unik

→ Ini adalah definisi strategi menurut Michael Porter.



2. c. Meningkatnya daya beli masyarakat

→ Termasuk faktor eksternal positif (Opportunity) dalam analisis SWOT.



3. d. Analisis internal perusahaan

→ Bukan bagian dari Porter’s Five Forces; itu bagian dari analisis internal (SWOT).



4. b. Faktor lingkungan makro yang mempengaruhi industri

→ PEST menganalisis Political, Economic, Social, Technological.



5. c. Menjadi produsen dengan biaya terendah di industri

→ Cost leadership bertujuan memenangkan pasar melalui efisiensi biaya.



6. d. Internal risk

→ Risiko yang berasal dari dalam organisasi, seperti kesalahan proses atau SDM.



7. b. Risk assessment

→ Setelah risiko diidentifikasi, tahap selanjutnya adalah menilai dampak dan probabilitasnya.



8. c. Membeli asuransi atau outsourcing

→ Ini adalah contoh strategi mentransfer risiko ke pihak ketiga.



9. b. Memberikan early warning terhadap peningkatan risiko

→ Fungsi utama dari Key Risk Indicators (KRI).



10. c. ERM mengintegrasikan manajemen risiko ke seluruh organisasi

→ Perbedaan utama dengan traditional risk management yang bersifat silo.



11. b. 12

→ Risk score = Probabilitas (4) × Dampak (3) = 12



12. c. Primary dan support activities

→ Menurut Value Chain oleh Porter.



13. b. Menganalisis penyebab dan konsekuensi risiko secara komprehensif

→ Bow-tie analysis menggambarkan hubungan sebab-akibat risiko.



14. c. Menciptakan pasar baru yang belum ada kompetitor

→ Blue Ocean Strategy berfokus pada inovasi tanpa persaingan langsung.



15. b. Tingkat risiko yang bersedia diambil untuk mencapai tujuan

→ Risk appetite adalah selera risiko perusahaan.



16. c. Perkembangan artificial intelligence

→ Termasuk dalam aspek teknologi pada PEST analysis.



17. b. Keputusan strategis yang salah atau tidak tepat

→ Strategic risk muncul dari arah atau keputusan strategis yang diambil perusahaan.



18. b. Mengumpulkan informasi legal tentang kompetitor untuk decision making

→ Competitive intelligence tidak bersifat ilegal/sabotase.



19. c. Memvisualisasikan tingkat risiko berdasarkan probabilitas dan dampak

→ Heat map membantu melihat level risiko secara visual.



20. d. 8 komponen

→ COSO ERM Framework memiliki 8 komponen 


B. Jawaban Soal Esai


1. Perbedaan strategi, taktik, dan operasional

Strategi adalah rencana jangka panjang yang bertujuan memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan. Contohnya adalah strategi diversifikasi produk agar tidak bergantung pada satu lini bisnis. Taktik merupakan rencana jangka menengah untuk menjalankan strategi, misalnya dengan meluncurkan kampanye promosi di media sosial. Sedangkan operasional adalah kegiatan sehari-hari yang dijalankan secara rutin, seperti proses produksi, distribusi barang, dan layanan pelanggan. Ketiganya saling terhubung secara hierarkis: strategi menetapkan arah, taktik menjabarkan langkah, dan operasional mengimplementasikannya.


2. Analisis SWOT E-Commerce Indonesia


Strengths: Penetrasi internet yang tinggi di Indonesia dan dukungan pemerintah terhadap UMKM digital.


Weaknesses: Infrastruktur logistik belum merata, terutama di luar Jawa; literasi digital rendah di beberapa wilayah.


Opportunities: Pertumbuhan kelas menengah dan tren omnichannel yang membuka peluang penggabungan antara toko fisik dan digital.


Threats: Persaingan global dari marketplace asing dan perubahan regulasi digital secara tiba-tiba.



3. Mengapa ERM lebih efektif dari traditional risk management

ERM lebih efektif karena bersifat holistik dan terintegrasi di seluruh organisasi. Traditional risk management cenderung fokus pada departemen tertentu saja. ERM juga bersifat proaktif dengan mempertimbangkan risiko sebelum pengambilan keputusan, sedangkan pendekatan tradisional cenderung reaktif. Misalnya, bank yang menerapkan ERM akan mengelola risiko kredit, operasional, dan pasar secara terkoordinasi, bukan terpisah.


4. Risk Appetite dan Risk Tolerance

Risk appetite adalah tingkat risiko yang bersedia diambil oleh perusahaan demi mencapai tujuan strategis, sedangkan risk tolerance adalah batas maksimum risiko yang dapat diterima sebelum perusahaan terdampak negatif secara signifikan. Keduanya penting untuk menentukan batasan pengambilan keputusan, misalnya perusahaan bersedia menerima risiko ekspansi ke luar negeri (appetite) selama potensi kerugian tidak melebihi 10% dari modal (tolerance).


5. Perbandingan Cost Leadership vs Differentiation

Strategi cost leadership fokus pada efisiensi biaya, cocok untuk pasar yang sensitif terhadap harga seperti ritel atau produk massal. Contoh: Indomie atau Alfamart. Sementara differentiation mengutamakan keunikan produk, cocok untuk pasar yang menghargai kualitas dan fitur berbeda, seperti Apple atau IKEA. Keduanya memiliki keunggulan tergantung konteks persaingan dan preferensi konsumen.


6. Tahapan Risk Assessment

Risk assessment meliputi:

(1) Penilaian kualitatif (tingkat probabilitas dan dampak);

(2) Penilaian kuantitatif seperti menghitung Expected Monetary Value (EMV);

(3) Prioritisasi risiko berdasarkan skor.

Tahap ini penting karena membantu perusahaan fokus pada risiko yang paling berdampak serta efisien dalam alokasi sumber daya mitigasi.


7. Black Swan Event dan Strategi Menghadapinya

Black Swan Event adalah kejadian tak terduga dengan dampak luar biasa besar, seperti pandemi COVID-19. Karena sifatnya tidak terprediksi, perusahaan perlu mempersiapkan diri melalui scenario planning, diversifikasi pendapatan, memiliki cadangan kas, serta membuat rencana kesinambungan bisnis (business continuity planning).


8. Peran Big Data & AI dalam Manajemen Risiko

Teknologi ini memungkinkan analisis prediktif untuk mengidentifikasi potensi risiko sebelum terjadi. AI dapat mendeteksi anomali secara real-time dan menyusun laporan otomatis. Contohnya, sistem AI dalam bank dapat memantau transaksi dan mengidentifikasi indikasi fraud, atau sistem big data dapat memperkirakan risiko kredit calon debitur berdasarkan pola histori.


9. Pentingnya Integrasi Strategi dan Manajemen Risiko

Strategi bisnis yang tidak mempertimbangkan risiko bisa gagal dalam implementasi. Dengan integrasi, perusahaan dapat membuat keputusan yang seimbang antara peluang dan risiko. Misalnya, Astra International menerapkan manajemen risiko terintegrasi dalam ekspansi bisnisnya untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan terkendali.


10. Komponen COSO ERM Framework

Terdiri dari 8 komponen:

(1) Lingkungan internal,

(2) Penetapan tujuan,

(3) Identifikasi peristiwa,

(4) Penilaian risiko,

(5) Tanggapan risiko,

(6) Aktivitas pengendalian,

(7) Informasi & komunikasi,

(8) Pemantauan.

Semua komponen saling terhubung membentuk siklus yang berkelanjutan, dari perencanaan hingga pelaporan dan evaluasi, serta mendukung tercapainya tujuan strategis organisasi.



STUDI KASUS 1: PT VISANTORO


Latar Belakang: PT Visantoro adalah perusahaan yang bergerak di bidang furniture berbasis desain lokal dan inovasi produksi custom. Didirikan pada tahun 2019, perusahaan ini memiliki 150 karyawan dan baru saja menerima pendanaan ekspansi sebesar Rp 400 miliar. Produk utama mereka mencakup furniture berbasis pesanan (custom order) dan furnitur modular untuk pasar UMKM dan perumahan.


Situasi Saat Ini: PT Visantoro mengalami pertumbuhan pesat dengan omset tahunan mencapai Rp 150 miliar. Namun, perusahaan menghadapi tantangan besar:


Kenaikan harga bahan baku kayu dan logistik


Persaingan ketat dari pemain lokal dan produk impor (terutama dari Tiongkok dan Vietnam)


Kapasitas produksi terbatas akibat keterbatasan SDM terampil


Tekanan dari investor untuk memperluas pasar dan meningkatkan margin dalam 12 bulan


Ancaman pelemahan daya beli masyarakat akibat inflasi dan ketidakpastian ekonomi



Data Tambahan:

Customer Acquisition Cost (CAC): Rp 800.000 per pelanggan

Average Order Value: Rp 5 juta

Margin Kotor: 35%

Monthly Active Customers: 7.000 pelanggan

Retention Rate: 60%

Market Share: 2% dari pasar furniture lokal mid-tier



a) Analisis Strategis (SWOT dan Porter's Five Forces)


SWOT Analysis:


Strengths (Kekuatan):

Desain produk unik berbasis budaya lokal

Pendanaan kuat dari investor

Produksi semi-custom yang fleksibel

Tim desain dan branding yang kuat



Weaknesses (Kelemahan):

Biaya akuisisi pelanggan yang relatif tinggi

Ketergantungan pada supplier bahan baku tunggal

Kapasitas produksi terbatas

Belum sepenuhnya menerapkan otomasi proses produksi



Opportunities (Peluang):

Tren meningkatnya permintaan furnitur custom

Pertumbuhan pasar properti dan UMKM

Dukungan pemerintah terhadap industri kreatif dan lokal

Potensi ekspor ke pasar Asia Tenggara



Threats (Ancaman):

Kenaikan harga bahan baku dan ongkos logistik

Persaingan ketat dari brand asing dan e-commerce global

Perubahan selera konsumen yang cepat

Potensi pelemahan ekonomi nasional/global



Porter’s Five Forces:


Persaingan Industri (High): Banyak pemain lokal dan produk impor dengan harga bersaing.


Ancaman Pendatang Baru (Medium): Masuk ke pasar furniture memerlukan modal dan jaringan logistik yang besar, namun masih mungkin dengan e-commerce.


Kekuatan Pemasok (High): Terutama untuk bahan baku utama seperti kayu jati dan rotan, masih terbatas.


Kekuatan Pembeli (High): Konsumen memiliki banyak pilihan, terutama dengan hadirnya platform marketplace.


Ancaman Produk Substitusi (Medium-High): Produk-produk massal, secondhand furniture, hingga jasa interior custom bisa menggantikan produk Visantoro.



b) Risk Assessment Matrix (8 Risiko Utama)


Risk ID Deskripsi Risiko Probabilitas Dampak Skor Risiko Risk Response


R001 Kenaikan harga bahan baku utama High (4) High (4) 16 Diversifikasi supplier, kontrak harga jangka panjang

R002 Keterlambatan produksi karena SDM terbatas High (4) Medium (3) 12 Pelatihan SDM, rekrutmen spesialis

R003 Persaingan harga dari produk impor High (4) High (4) 16 Fokus pada diferensiasi produk dan layanan

R004 Gangguan rantai pasok/logistik Medium (3) High (4) 12 Jalin hubungan dengan multiple supplier, safety stock

R005 Penurunan daya beli konsumen Medium (3) High (4) 12 Diversifikasi segmen pasar, promo pembayaran cicilan

R006 Ketergantungan pada platform marketplace Medium (3) Medium (3) 9 Bangun kanal distribusi sendiri, e-commerce mandiri

R007 Kegagalan produk baru di pasar Medium (3) High (4) 12 Validasi produk sebelum peluncuran, riset pasar

R008 Tekanan dari investor untuk ekspansi cepat High (4) Medium (3) 12 Komunikasi roadmap realistis, fokus pada profitabilitas




---


Rekomendasi Tanggapan Risiko:


R001: Amankan kontrak jangka panjang dengan pemasok, dan cari alternatif bahan lokal.


R002: Jalankan program pelatihan internal dan insentif untuk retensi pekerja.


R003: Fokuskan pada kualitas, desain lokal, dan layanan purna jual untuk unggul dari barang impor.


R004: Buat sistem logistik cadangan dan tingkatkan buffer inventory.


R005: Kembangkan produk yang lebih terjangkau dan paket bundling sesuai kebutuhan konsumen.


R006: Bangun channel pemasaran langsung (website, offline store pop-up).


R007: Terapkan metode MVP (Minimum Viable Product) sebelum full launch.


R008: Komunikasikan strategi ekspansi bertahap, tidak semata-mata agresif.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT VISANTORO

M07 Latihan Soal : Konsep dan Fungsi Aspek Manajemen dan Organisasi

M10 Latihan Soal : Konsep dan Fungsi Aspek Finansial 2